Seminar Nasional; Muhiddin Bakri Uraikan Ciri-Ciri Orang yang Radikal dalam Beragama
Humas IAIN Parepare — Dosen IAIN Parepare, Dr. H. Muhiddin Bakri, Lc., M.Fil.I. menjadi narasumber pada kegiatan Seminar Nasional yang diselenggarakan IAIN Sultan Amai Gorontalo melalui zoom meeting, Sabtu (30/7/2022).
Selain Muhiddin Bakri, Seminar Nasional yang mengusung tema “Save our Mosque from Radikalisme Discourse at Multi Science Discipline” menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Dr. H. Abdul Rahman Sakka, M.Ag., Dr. H. Misbahuddin, M.Th.I., (keduanya dari IAIN Sultan Amai) dan Dr. H. Muhammad Agus, M.Th.I., dari STAI DDI Mangkoso.
Memperoleh kesempatan sebagai narasumber kedua, Muhiddin mengawali uraiannya dengan mengutarakan kisah penghancuran masjid Dhirar.
“Rasulullah saw. memerintahkan menghancurkan masjid Dhirar, setelah Allah Swt. memperingatkannya melalui wahyu (Q.S. at- Taubah 107) bahwa masjid tersebut didirikan oleh orang-orang munafik untuk memecah belah persatuan umat Islam,” papar Muhiddin.
Secara terminologi, lanjut alumni Al-Azhar Mesir ini, radikal diartikan sesuatu yang mendalam, menyeluruh, ke akar-akarnya dalam berpikir dan bertindak.
“Makna radikal sebenarnya positif. Hanya saja, orang radikal itu memahami agama secara berlebihan tapi tidak mendalam. Justru pemahaman agama mereka itu sangat dangkal,” tegasnya.
“Kelompok radikalisme itu menolak berbagai macam telaah kritis terhadap teks Al-Qur’an dan hadis, terutama penafsiran teks melalui pendekatan hermeneutika. Mereka hanya berpegang teguh pada teks Al-Qur’an dan hadis yang dipahami secara literal, harfiah, dan spritual,” paparnya.
“Sehingga melahirkan pemahaman yang fanatik, eksklisif, dan hitam putih,” tegas dosen yang menjabat Kapus Penelitian ini.
Muhiddin lalu menjelaskan ciri-ciri orang radikal dalam agama, yaitu fanatik dan mengklaim kebenaran hanya miliknya. Jika ada yang berbeda maka itu salah dan sesat.
“Mereka juga tidak menggunakan dan menolak hukum wadh’i sebagai tuntunan dalam meletakkan sesuatu sebagai sebab, syarat, atau pencegah bagai sesuatu yang lainnya,” lanjutnya.
Muhiddin Bakri juga menegaskan ciri-ciri orang radikal dalam agama adalah mereka yang secara mudah dan gampang mengkafir-kafirkan orang, meskipun orang tersebut adalah muslim. Selain itu, orang radikal cenderung menerapkan syariat agama secara paksa melalui kekerasan.
Seminar yang berlangsung sehari ini, juga dihadiri Rektor IAIN Parepare, Dr. Kiyai Hannani secara online. Pada acara pembukaan, Hananni turut memberikan sambutan bersama dengan Rektor IAIN Sultan Amai, dan Rektor UIN Alauddin. Hannani memberikan dukungan dan mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini adalah bentuk kolaborasi tiga PTKIN. Saya mendukung dan mengapresiasi atas inisiasi pelaksanaannya,” ungkap Rektor IAIN Parepare tersebut. (Shm/Tin)