Bahas Nasionalisasi Sejarah Lokal, Dosen SPI Pemateri Dialog Sejarah FKIP Unhalu
Humas IAIN Parepare – Dosen Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Parepare Ahmad Yani menjadi narasumber dalam kegiatan dialog sejarah yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Sejarah se-Indonesia (Ikahimsi) pada, Selasa (06/09/2022) di Kedai Ratu Alam Kota Kendari.
Kegiatan tersebut rangkaian acara lomba karya tulis ilmiah sejarah tingkat nasional. Kegiatan yang dihadiri dan diikuti oleh civitas academica Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unhalu dan delegasi peserta final lomba karya tulis ilmiah sejarah tingkat nasional dari tiga kampus, yakni UIN Alauddin Makassar, Unhalu Kendari dan IAIN Parepare.
Dialog sejarah yang mengangkat tema “Nasionalisasi Sejarah Lokal” dibawakan oleh tiga pemateri, yakni Ahmad Yani, M.Hum., Dosen Sejarah Peradaban Islam IAIN Parepare; Ahmad, M.Pd., dosen Pendidikan Sejarah Unhalu dan La Oden Dinda, M.Pd., dosen Pendidikan Sejarah Unhalu.
Ahmad Yani dalam pemaparannya menyampaikan tentang sejarah lokal ditinjau dari berbagai aspek.
“Sejarah lokal tidak terpisahkan dari sejarah nasional. Sejarah lokal inilah yang melahirkan sejarah nasional,” ungkap Ahmad.
Dilanjutkan pemateri kedua, La Ode Dinda, M.Pd dalam paparannya menilai bahwa pentingnya penanaman nilai-nilai sejarah itu penting sebagai basis menjaga sejarah lokal.
“Penanaman nilai-nilai sejarah itu penting dalam merawat sejarah yang ada di lingkungan kita. Merawat nilai tersebut diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, yang kita lakukan malam ini adalah salah satu bentuk menjaga nilai tersebut,” ujar Adin, sapaan akrabnya.
Pemateri selanjutnya, Ahmad, M.Pd., dalam materinya menjelaskan bahwa sejarah lokal sangat penting untuk memahami sejarah nasional.
“Jauh sebelum lahirnya nasionalisme, sudah ada primordialisme. Sejarah lokal bukan dimaksudkan untuk etnosentrisme, tetapi untuk menguatkan nasionalisme,” ungkapnya. Dialog tersebut berjalan lancar dengan banyak pertanyaan-pertanyaan dari peserta. (ahy/mif)