Dua Dosen IAIN Parepare Menjadi Narasumber dalam Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Desa Marannu Kab. Pinrang
Humas IAIN Parepare- Dua Dosen Institut Agama Islam Negeri Parepare menjadi narasumber dalam Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan oleh UIN Alauddin Makassar di Desa Marannu Kecamatan Mattiro Bulu Kabupaten Pinrang, Rabu (3/08/2022).
Kedua dosen tersebut adalah Dr. Sulaeman Thaha, M.Ag., Dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan; dan Ahmad Yani, Dosen Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah.
Kegiatan tersebut dihadiri dan diikuti oleh dosen, mahasiswa, aparatur desa, tokoh masyarakat, para ketua kelompok tani, dan warga secara umum.
Dr. Nurman Said, M.Ag., Koordinator Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat tersebut mengatakan bahwa kewajiban dosen adalah tridharma yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Pinrang, khususnya Pemerintah Desa Marannu yang memberikan fasilitas serta menyambut baik tim dari UIN Alauddin untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi,” ujar Alumni Mcgill University Kanada tersebut.
Dua narasumber dari IAIN Parepare membahas tentang revitalisasi budaya lokal dalam bingkai moderasi beragama.
Dr. Sulaeman memaparkan bahwa moderat dalam beragama adalah tidak ekstrem kiri dan tidak ektrem kanan.
“Moderasi beragama adalah sikap dan cara pandang dalam kehidupan sehari-hari yang mengimplementasikan esensi ajaran agama yang menjunjung tinggi martabat manusia,” ujarnya.
Sementara itu, Ahmad Yani dalam paparannya menjelaskan bahwa salah satu dampak Islam terhadap masyarakat Bugis-Makassar adalah melahirkan masyarakat yang moderat.
“Agama Islam membentangkan cara hidup bagi masyarakat Bugis-Makassar, kelahiran, pernikahan, kematian, warisan dan lainnya, semua diterapkan berdasarkan sendi-sendi Islam”.
Islam dan adat berjalan beriringan, adat berpedoman pada sara ’ (Islam), inilah yang dimaksud dalam Lontarak Latoa: sara’ sanre ade’, ade’ sanre wari, wari’ sanre tulada, ” ungkapnya. (*AhY/Tin)