Jajaki Penggunaan CBT pada Ujian TOEFL-TOAFL Prediction, UPT Bahasa Lakukan Bimtek
Humas IAIN Parepare– Ujian TOEFL (Test of English as a Foreign Language) dan TOAFL (Test of Arabic as a Foreign Language) merupakan hal yang wajib dilalui oleh seluruh mahasiswa IAIN Parepare yang akan menyelesaikan pendidikannya, baik pada jenjang S-1 maupun pascasarjana.
Selama ini, tes yang merupakan agenda rutin UPT Bahasa tersebut dilaksanakan secara konvesional yaitu menggunakan sistem PBT (paper based test), di mana materi ujian berupa buku soal, audio listening yang didengarkan melalui pengeras suara, dan LJK (lembar jawaban komputer).
Peserta ujian, dalam hal ini mahasiswa, mengisi jawaban mereka dengan membuat bulatan-bulatan pada pilihan jawaban A, B, C, atau D pada LJK yang telah dibagikan. LJK ini kemudian diperiksa dan dinilai secara manual oleh tim pemeriksa.
Saat ini, metode tersebut telah mengalami penurunan efektivitas, berkaitan dengan makin banyaknya antrean peserta ujian yang mengikuti ujian berulang kali karena belum mencapai target nilai kelulusan yang berakibat pada menggunungnya LJK yang harus diperiksa, bocornya kunci jawaban pada setiap paket soal yang dibuat, dll. Oleh karena itu, Nurhamdah selaku Kepala UPT Bahasa yang mulai menjabat Mei 2022, mulai melakukan terobosan baru dengan menjajaki model tes CBT (computer based test).
Menindaklanjuti rencana penggunaan CBT dalam pelaksanaan ujian TOEFL-TOAFL Prediction, pada Kamis, 7 Juli 2022 telah terlaksana kegiatan Bimtek Penggunaan CBT, kerjasama UPT Bahasa, diwakili oleh Amelia, Yulie Asni, dan Nurul Hasanah sebagai peserta, dan UPT TIPD sebagai narasumber yang diwakili oleh Muhammad Satria Buana. Satria memberikan penjelasan dan contoh-contoh mengenai pemahaman dasar, langkah-langkah awal yang ditempu, dan simulasi tes sederhana.
“Bimtek ini saya rancang untuk basic-nya saja dulu, kemudian masing-masing mengeksplor. Nanti mungkin bisa ada bimtek lanjutan,” tuturnya.
Bimtek ditutup dengan harapan bahwa pelaksaan ujian bisa segera beralih dari yang awalnya PBT menjadi CBT. “CBT ini sebenarnya dirancang dengan dua tujuan utama. Pertama, untuk memudahkan panitia pelaksana dalam mendata, memberikan nomor tes, mengatur jadwal, dan memeriksa hasil pekerjaan mahasiswa. Kedua, agar soal-soal dan pilihan jawaban bisa diacak oleh sistem secara otomatis, sehingga mengurangi kesempatan kecurangan dan bocornya jawaban pada proses pelaksanaan ujian,” ujar Kepala UPT Bahasa menandai akhir bimtek tersebut. (nrh/tin)